Pusing Soal BBM Subsidi, RI Harus Contoh Singapura & Malaysia Soal Transportasi
Jakarta - Tingkat konsumsi BBM subsidi di Indonesia sangat besar. Kuota yang disediakan pemerintah 44 juta kiloliter (KL) masih kurang dan harus ditambah lagi 1,2 juta KL. Ini karena transportasi publik belum memadai.
Pengamat ekonomi Hendri Saparini mengatakan, wajar jika konsumsi BBM subsidi meningkat, karena hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsi BBM subsidi.
"Semua rumah tangga di Indonesia minum BBM," kata Hendri dalam diskusi Polemik di rumah makan kawasan Cikini Jakarta, Sabtu (1/12/2012).
Menurut Hendri tingginya tingkat konsumsi BBM subsidi cukup wajar, karena ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan transportasi yang banyak dan layak untuk masyarakat.
Ketidakmampuan pemerintah ini yang mendorong masyarakat untuk membeli dan memiliki kendaraan. "Oleh karena itu harus ada dorongan dari pemerintah untuk menyediakan transportasi publik," katanya.
Menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), per tahun rata-rata produksi dan penjualan mobil di Indonesia mencapai 900.000 unit, sedangkan untuk motor bisa mencapai 8 juta unit.
Hingga 2012, tercatat 8 juta unit mobil dan 50 juta unit motor yang dimiliki masyarakat, dan berlalu lalang di jalan seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus mencontoh Malaysia dan Singapura untuk mendorong pemerintah memberikan fasilitas transportasi yang banyak dan layak.
"Di Singapura dan Malaysia mereka alternatif transportasi banyak. Jadi ada langkah-langkah yang berindikator dan jangan sampai daya saing dan konsumsi masyarakat terganggu," cetus Hendri.
Title : Pusing Soal BBM Subsidi, RI Harus Contoh Singapura & Malaysia Soal Transportasi
Description : Pusing Soal BBM Subsidi, RI Harus Contoh Singapura & Malaysia Soal Transportasi Jakarta - Tingkat konsumsi BBM subsidi di Indonesia san...