Waduh! Pertamina Jual BBM Subsidi Lebih Murah ke Pengusaha SPBU
Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menyatakan, selama ini ternyata Pertamina menjual BBM subsidi ke pengusaha SPBU yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) di bawah harga pasar yang sebesar Rp 4.500/liter. Ini melanggar!
Demikian disampaikan oleh Direktur BBM BPH Migas Djoko Siswanto dalam diskusi Polemik di rumah makan kawasan Cikini Jakarta, Sabtu (1/12/2012).
"Saya punya bukti dan sudah dilakukan sejak lama. Mereka (Hiswana) membeli di bawah harga pasar yang seharusnya," tegas Djoko.
Menurut Djoko, sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15, BBM subsidi ditetapkan Rp 4.500/liter, dan Pertamina harus menjual sesuai dengan harga pasar yang berlaku.
Namun, Djoko mengaku, selama ini Hiswana hanya membeli BBM bersubsidi dengan harga Rp 4.300/liter. Itu artinya, pengusaha SPBU dapat untung Rp 200 per liter. Sementara jumlah BBM subsidi seperti solar dan premium yang digelontorkan pemerintah mencapai jutaan kiloliter (KL) atau berarti miliaran liter dalam setahun.
"Mereka (Hiswana) banyak yang membeli di bawah harga pasar. Tidak semua kuota yang ada di depot dibagikan Pertamina," katanya.
Djoko menilai, Pertamina harus menjalankan fungsi sesuai dengan keputusan presiden terkait harga jual BBM subsidi kepada pihak pembeli. "Ini melanggar Kepres No. 15 yang isinya menetapkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 4500/liter dan kalau harga di bawah itu berarti melanggar. Kalau sistemnya benar, ya harus dilakukan dengan benar. Yang untung adalah pelaku para pengguna BBM subsidi," tegas Djoko.
Seperti diketahui, anggaran subsidi BBM di 2012 meningkat dari Rp 137 triliun menjadi Rp 219 triliun akibat adanya tambahan kuota BBM subsidi dari 40 juta KL menjadi 4,4 juta KL. Tapi ternyata jatah tersebut belum cukup dan pemerintah minta tambahan lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.
Dalam APBN-P 2012 disetujui anggaran subsidi energi Rp 225 triliun, dengan rincian subsidi BBM Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun.
Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto pernah mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga seliter BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.
Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.
"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.
Laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) juga mengatakan, seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.
Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.
Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.
"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka," kata Jero.
Title : Waduh! Pertamina Jual BBM Subsidi Lebih Murah ke Pengusaha SPBU
Description : Waduh! Pertamina Jual BBM Subsidi Lebih Murah ke Pengusaha SPBU Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menyatakan, sel...